Masa kecil identik dengan kepolosan dan kebahagiaan yang murni (pure happiness). Saat-saat dimana bahagia sesederhana ketika dibelikan balon, makan es krim strawberry, menonton kartun di pagi hari, dan hal-hal sederhana lainnya.
Kamu mungkin masih ingat kolam renang mana yang menenggelamkanmu pertama kali? Seperti apa bentuk kue tart saat temanmu merayakan ulang tahunnya di kelas? Atau mungkin raut wajah ibumu saat menyaksikanmu dalam ajang pentas seni sekolah?
Ya, kenangan-kenangan masa kecil memang terasa lebih berkesan. Namun, tak memungkiri bahwa di antara kenangan-kenangan tersebut ada juga trauma yang akan terus terbawa hingga dewasa. Lantas, apakah kamu sadar dengan adanya Inner Child di dalam dirimu?
Apa sih Inner Child itu?
Dilansir Kementerian Kesehatan, Inner Child diartikan sebagai hasil dari sekumpulan peristiwa masa kecil yang membentuk kepribadian seseorang pada saat dewasa; baik maupun buruk. Sayangnya, tidak semua orang memiliki kesadaran akan tanda Inner Child terluka akibat peristiwa buruk yang pernah terjadi di masa kecil mereka. Sebagian orang lagi menganggap bahwa peristiwa buruk di masa kecil sudah dianggap sebagai hal yang normal. Sehingga, orang cenderung lebih memilih mengubur rasa sakit akibat peristiwa tersebut dalam-dalam.
Inner Child yang bahagia akan berpengaruh positif terhadap hidup kita saat dewasa; sebaliknya, Inner Child yang terluka akan berpengaruh negatif saat dewasa yang membuat seseorang sulit menikmati hidup.
7 Ciri Inner Child Kamu Pernah Terluka
Dikutip dari berbagai sumber, jika salah satu dari 7 tanda ini tengah kamu rasakan, kamu mungkin memiliki Inner Child yang terluka:
1. Takut ditinggalkan
Orang-orang yang takut ditinggalkan, cenderung menuntut bukti kesetiaan dan komitmen dari orang lain. Tindakan posesif tersebut dipengaruhi oleh konsep di masa lalunya dan mengaburkan fakta yang sebenarnya terjadi di masa kini dalam menjalani hubungan.