Mohon tunggu...
Arie Yanwar
Arie Yanwar Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya seorang rakyat yang peduli kepada negerinya tercinta

Menulis sebagai bentuk apresiasi pada pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Melahirkan di Inggris (2): "The Power of Emak-emak"

4 Juni 2018   05:52 Diperbarui: 4 Juni 2018   10:38 2650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampai istri saya sudah terus merintih kesakitan pun masih saya anggap normal, sampai ibu mertua mohon-mohon supaya saya menelpon rumah sakit.

Akhirnya saya tanya istri saya dan jawabannya sudah gak jelas dari situ baru saya tahu itu adalah saatnya. Pun begitu telepon RS, bidan di ujung telepon juga sudah bisa mendengar istri saya kesakitan dan berkata, "Come to the hospital right away".

Wow, sepertinya moment of truth nih, tapi masih ada 1 masalah yaitu terakhir pesen taxi saya harus menunggu 1 jam baru taxinya datang, repot juga kalau kayak gitu kondisinya. 

Akhirnya saya telepon supir taxi yang terakhir mengantar kami, dan dia pun datang dengan segera, padahal sudah berselang 3 hari dari terakhir mengantar kami.

Sesampainya di RS, si supir membawakan semua tas perlengkapan kami sampai ke depan resepsionis bahkan mengatakan bahwa barang-barang kami biar dia yang urus sementara saya cukup fokus urus istri saya saja. Saya juga agak canggung karena ketika dia mengantar kami, argometer taxi nya dimatikan.

Bahkan ketika sampai RS pun dia menolak untuk dibayar, alhamdulilah masih banyak orang baik di sekitar kami.

Ketika bertemu bidan, si bidan pun hanya dari raut wajah mengatakan bahwa ini sudah saatnya tapi harus cek dalam dulu.

Dan benar saja, ternyata sudah pembukaan 9 pantes saja istri saya kelojotan sakitnya, untung gak brojol di rumah nih.

Tetapi ada satu hal yang membuat saya khawatir, yaitu ketika bidan mengatakan bahwa kepala si bayi masih terlalu tinggi.

Terus terang saya gak ngerti maksudnya apa, tapi kira-kira kepala si bayi belum 100 persen masuk ke panggul sehingga dibawa lah kami ke labour ward, weleh alamat nih.

Benar saja, ketika dokter datang sambil mengatakan bahwa ada risiko si bayi bisa terlilit tali pusar sehingga harus di cesar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun