"Dan malam ini, pria itu bahkan memilih bertahun baru bersama mereka di Bali." (halaman pdf 233).
"Kugy membuka mata dan menemukan langit yang sudah semu kemerahan." (halaman pdf 353).
Backgrounddari tokoh utama tidak dicantumkan secara nyata, novel ini hanya menghadirkan segenlintir tentang masa lalu Keenan dan Kugy dan hanya terdapat pada awal-awal cerita. Namun sebaliknya, novel ini lebih berokus pada keadaan sosial disekitar tokoh yang dialaminya saat itu juga. Seperti contohnya, Kehidupan sosial Keenan saat di Bandung lebih santai dan modern ketimbang di Ubud yang terkesan lebih damai dan kental akan budaya yang mana sangat cocok dengan kepribadian Keenan, membuatnya lebih senang tinggal di Ubud. Keadaan sosial di rumah Kugy (The K Family) tergambarkan penuh dengan canda tawa dan keceriaan yang mungkin itulah alasan utama tokoh Kugy terbentuk menjadi pribadi yang lincah. Keributan yan ada pada rumah Kugy terlihat pada kutipan,
" Kugyyyyy! Ada telepoooon! "
"Di kamar mandi kayaknya!" terdengar ada suara perempuan yang menyahut.
"Gy, lama amat sih! Berak ya? Telpon, tuh!" Ada suara lelaki menimpali.
Lalu terdengar langkah kaki berderap menuruni tangga. "Enak aja, lagi diatas taukk! Bentaaaarrr!"
"Berarti, siapa tuh yang di kamar mandi? Kok bau? Woi! ada yang kentut, ya ? Ngakuu!"
"Halo" akhirnya terdengar suara Kugy menyapa." (halaman pdf 67-68).
Hiruk-pikuk sosial yang dialami tokoh dalam masa kuliahnya, menciptakan karakter yang lebih dewasa dari masing-masing tokoh dalam menyikapi konsekuensi setiap keputusan yang mereka ambil. Novel "Perahu Kertas" dominan mengambil alur maju. Pencantuman bulan dan tahun seperti yang telah diurai diatas, secara tidak langsung memaksa cerita didalam novel ini unuk terus berjalan maju.
"Dari SD, Kugy rajin menabung, dan semua hasil tabungannya dibelikan buku cerita anak-anak, dari mulai cergam stensilan sampai buku dongeng klasik yang mahal." (halaman pdf 9).