Novel "Perahu Kertas" merupakan novel keenam karya Dewi Lestari setelah novel Supernova (3 seri), Filosofi Kopi, dan Rectoverso. Novel "Perahu Kertas" bertutur dengan bahasa dan alur yang ringan namun tetap sarat makna. Secara gaya penyajian dan alur, novel ini mirip dengan teenlit, yang mana berisikan lika-liku kehidupan masa remaja dalam proses menemukan kematangannya.Â
Novel Perahu Kertas menceritakan tentang perjalanan asmara dua manusia berbakat, Kugy dan Keenan, yang harus berputar-putar dalam untaian benang kusut untuk akhirnya bersatu. Tidak hanya itu, mereka juga dituntut untuk menyelaraskan antara cita-cita dan aturan realita yang saling bertolak belakang. Merekapun juga harus mempertimbangkan tanggapan teman-teman terdekat, sahabat, dan keluarga untuk terus memperjuangkan impian mereka. Hingga pada satu titik dimana mereka sudah mencapai puncaknya, dengan terpaksa dua remaja ini harus mengorbankan perasaannya masing-masing, mengesampingkan kehidupan romansa remajanya untuk sebuah pengakuan. Karakter dua tokoh ini berkembang kearah positif dalam berfikir, mengambil langkah, dan tindakan secara dewasa dalam menyikapi kerasnya realita.
Tema yang diusung dalam novel ini tidak jauh dari persahabatan, percintaan dan impian, sama seperti tipikal novel popular lainnya. Akan tetapi, saat ditelaah lebih dalam tema idealisme dan perspektif realitas yang mendefinisikan kesuksesan dengan harta, tampaknya juga dimuat di dalamnya. Novel ini mengajak para pembaca untuk percaya pada potensi diri dalam mewujudkan cita-cita dan menyadarkan pembaca bahwa, secuil luka yang menyangkut perasaan akan menjadi fatal tanpa adanya keterbukaan masing-masing pihak. Pentingnya sikap pantang menyerah, kejujuran, dan tidak mudah berprasangka buruk terhadap sesuatu juga termasuk bukti tersirat dari hadirnya tema idealism.
"Apa yang orang bilang realistis, belum tentu sama dengan apa yang kita pikirin. Ujung-ujungnya kita juga tahu kok, mana yang diri kita sebenernya, mana yang bukan diri kita. Dan kita juga tahu apa yang pengen kita jalani."(halaman pdf 231)
"...jangan cepat putus asa. Kadang-kadang kanvas kosong juga bersuara. Tanpa kekosongan, siapa pun tidak akan bisa memulai sesuatu." (halaman pdf 265)
Tokoh utama dalam novel karya Dewi ini adalah sepasang remaja dengan bakat yang saling melengkapi. Kugy digambarkan sebagai sosok pendongeng handal dengan imajinasi yang tinggi, gadis periang dan unik hingga ia mendapat julukan "Mother Alien", namun Kugy berwajah cantik natural tanpa polesan dan memiliki otak jenius.
"Tapi Kugy berasal dari kutub yang berbeda. Kugy dikenal dengan julukan "Mother Alien". Ia dianggap duta besar dari semua makhluk aneh di sekolah."(halaman pdf 28)
"...wajahnya membuat ia kelihatan amat cantik. Bibirnya merah tanpa pulasan lipstik, alisnya hitam seperti arang, matanya berkilau, dan semuanya itu seperti dilukis di atas kulit pucatnya yang jernih dalam remang sinar lampu. Sementara jemarinya yang mungil asyik bermain-main dengan ujung rambutnya yang sehalus rambut bayi itu."(halaman pdf 382).
"Kugy telah lulus seminar dengan nilai A..." (halaman pdf 234)
Sementara tokoh Keenan diwujudkan menjadi lelaki bule tampan dengan tinggi semampai, memiliki bakat melukis yang luar biasa, penyayang namun cuek, bertanggung jawab dan jujur.
"Yang ini adalah karya pelukis muda. Menurut saya dia sangat gifted. Karyanya segar, otentik. Dengan manajemen yang baik, menurut saya dia bisa punya prospek luar biasa."(halaman pdf 91).