Saya juga bertemu dengan Akbar Pitopang (Kompasianer of the year), Erry Subakti, juga perempuan cantik di sampingnya, kompasianer juga (Langit Queen?). Bersalaman dengan dosen cantik pemenang spesifik interest, yang ulasannya soal film selalu menarik, Siska Fajarrany (disclaimer: untuk melihat yang bening-bening seperti ini mata lansia saya keakuratannya masih mendekati 100%).
Sempat foto bareng dengan Kepala Suku Kompasiana, Nurullah. Benar, Nurullah memang menganut faham, baik hati, rajin menabung, dan tidak sombong. Ada juga Yon Bayu, yang penampilannya nyeniman banget. Tak lupa Veronica Gultom, dan "anggota geng motor" Erni Purwitasari (Denik).
Siapa lagi? Bingung, banyak yang akan ditulis sebenarnya. Sudah, kamu tambahkan saja nama kamu sendiri.
Saya sebenarnya ingin bertemu dengan Itha Abimanyu (Best in Fiction), sayangnya dia tidak hadir. Saya berharap bisa saya saling tukar tips keromantisan (maksudnya, saling berbagi cara menulis puisi romantis; curiga aja lu).
Felix Tani, aha, ke mana sosok perusuh satu ini? Saya ingin menanyakan kepadanya, sesama lansia, merek minyak kayu putih atau balsem apa yang cocok untuk memasuki musim penghujan sekarang ini. Barangkali juga Felix telah menemukan teknologi terbaru, bagaimana kerokan yang efektif. Kerokan menggunakan remote, misalnya.
Selanjutnya? Mungkin akan berhenti sampai di sini atau bersambung, kita tidak tahu. Tapi dunia literasi tak boleh "mengenal" tanda titik, dia harus selalu bertemu "tanda koma". Lahir, tumbuh, berkembang, menghilang. Datang dan pergi. Tak apa, karena akan selalu lahir berbagai cerita pada setiap masanya. Semuanya disatukan dengan satu kata: Cinta.
Seperti tema Kompasianival kali ini: Every Story Matters. Kaupikir aku tahu artinya? Nggak!
***
Lebakwana, November 2024.