"Kita memesan makanan apa?"
"Nanti saja." Lantas Komandan mengambilnya sesuatu dari bawah meja. Sebuah kotak kecil dibungkus kertas berwarna dan diikat sebuah pita warna merah.
Kado? Ah, aku terharu. Ternyata lelaki ini bisa juga romantis.
"Boleh kubuka?"
"Mm."
Kurobek kertas pembungkusnya. Saat kotak itu kubuka, darahku seperti membeku. Di dalamnya ada pistol, dua granat, dan magasin penuh peluru.
Aku menatap lelaki itu.
Seperti tak terjadi apa-apa. "Di lantai dua, tepat di atas kita, ada lelaki berkaos polo, topi golf, dengan frame kacamata berwarna emas. Dia seorang pejabat koruptor. Selain itu dia juga mengelola perjudian. Itu targetmu. Dalam satu gerakan kamu harus bisa langsung menembaknya.Â
"Semua orang di dalam restoran ini sebagian besar adalah anak buahnya. Sebanyak mungkin kamu harus bisa membunuh mereka. Ada pistol cadangan. Sudah kami letakkan di dekat tangga di dalam pot. Juga di toilet. Itu pintu keluarmu. Sisakan satu granat untuk menjebol dinding. Di belakang gedung ini ada gang kecil. Lari secepat mungkin. Kami menunggu di ujung gang. Waktumu dua puluh menit!
"Selamat ulang tahun!" Lelaki itu berdiri, keluar restoran.
Bersambung ...!