Entah kenapa sesudah pesta pernikahan sepupuku itu, aku merasa kamu benar-benar kekasihku. Konyol, ya?
Kurasakan kegembiraan yang aku kesulitan untuk mengungkapkannya. Aku seperti menikmati debar dadaku saat-saat berdua denganmu. Juga, aku seperti takut kehilanganmu. Kamu sendiri, aku tidak tahu apa yang ada dalam pikiranmu.
Menurutmu, ini aneh nggak sih?
Tapi kita hanya berpura-pura. Kurasa ini memang harus diakhiri.
***
Kita terdiam cukup lama. Tidak ada yang berani memulai percakapan. Tiba-tiba!
"Bagaimana ...?" Kita saling tatap, diam, lantas tertawa. Kita mengucapkan "bagaimana" itu secara berbarengan.
"Ya, udah, kamu yang ngomong dul ...." Kita tertawa lagi, karena itu juga diucapkan secara bersamaan.
Kamu menyeruput kopimu. Aku juga.
"Oke. Aku yang ngomong," kataku akhirnya.
"Ini memang harus kita akhiri. Walaupun terasa konyol, tapi aku menikmati. Suatu saat nanti mungkin aku akan tersenyum-senyum sendiri ketika mengenangnya. Lucu."