Tapi perlu diingat, sekali tulisan kita ditulis untuk bisa dibaca orang lain, kita harus menerima konsekuensinya. Bisa dapat pujian, kritik, atau mungkin tak dilirik sama sekali. Mungkin pembaca sudah tahu puisi yang kita tulis, itu lagi, itu lagi.
Kalau di blog semacam Kompasiana ini, ada yang memberi vote, komentar, mungkin karena tak enak dengan rasa pertemanan yang sudah terjalin. Bukan karena puisi kita yang bagus.
***
Setelah dipikir-pikir ternyata ketiga kriteria itu ada pada diri saya. Wkwkwk.
***
Nganu yang keempat.
Seperti yang saya tulis pada judul, nomer 4 jangan dibaca. Karena sudah saya tulis begitu tentu kamu takkan membacanya lagi. Jadi, untuk apa lagi saya menuliskannya?
Yuk, sama-sama belajar.
***
Lebakwana, Januari 2023
Catatan.
Referensi dari berbagai sumber.