Nah!
Apa waktu menolongnya dulu kita berharap balasan? Ingin selalu dihormati? Ingin ucapan terima kasih?Â
Pun, saat melakukan pertolongan kepada seseorang jangan melihat apa dan siapa. O, mungkin dia dulu pernah menyakiti kita. Atau dalam suatu kejadian, kita membutuhkan pertolongan orang tersebut enggan membantu.
Menolong, ya, menolong. Titik! Jangan ada embel-embel yang lain.
Boleh jadi yang membutuhkan pertolongan itu strata sosialnya lebih tinggi dari kita. Seperti diajarkan agama, "Berilah pertolongan kepada orang yang minta bantuan padamu, sekalipun ia mendatangimu dengan naik kuda. Karena kita tidak tahu apa kesulitan orang itu sebenarnya."
Mungkin saja suatu saat ada orang turun dari kendaraan mewah, minta bantuan dibelikan bensin. Apa yang ada dalam kepala kita? Percuma punya mobil mewah. Masak nggak pegang uang untuk beli bahan bakar.
Kita tidak tahu, barangkali saja orang itu habis kehilangan barang-barangnya. Entah dicuri atau dirampok. Uang, Kartu ATM, atau segala akses untuk menarik uang juga dicuri. Di saat bersamaan bensin kendaraannya habis.
Sebaliknya kalau kita di pihak yang meminta pertolongan, dan orang itu tidak bisa menolong. Terima saja dengan lapang dada. Jangan pula kita dengki atau memelihara dendam.Â
Lihat saja nanti kalau dia butuh pertolongan, tidak akan saya bantu.
Nyatanya, kita yang selalu butuh minta pertolongan. Kalaupun kita kemudian kaya, orang itu jauh lebih kaya dari kita.
***