"Saya, Pak Lurah."
"Apa-apaan ini? Kamu sudah gila, ya? Masak renovasi kantor kelurahan kamu tulis 45 juta?"
"Itu benar, Pak Lurah. Boleh Bapak periksa lagi kwitansinya, juga upah untuk para pekerja. Semuanya lengkap."
"Saya tahu, saya tahu. Sekarang coba ditulis ulang, untuk renovasi tulis 78 juta."
"Nganu, Pak. Ini ... ini?"
"Sudah, tulis aja. Oh, ya, jangan tulis 78 juta, tapi tulis 78 juta lima ratus enam puluh tiga ribu rupiah - Rp78.563.000,00. Mengerti?"
"Siap, Pak Lurah. Tapi kenapa angkanya harus ganjil-ganjil seperti ini?"
"Kalau menulis laporan keuangan harus begitu. Kalau angka-angka bulat nanti orang curiga."
"Begitu, ya?"
"Ya, begitu. Ini anggaran untuk Karang Taruna, Ibu-Ibu PKK, perbaikan saluran air, kok nggak ditulis?"
"Lha, kan memang pihak kelurahan tidak memberinya, Pak?"