Pagi lagi. Aku memanaskan motor di depan rumah yang kita miliki lewat cicilan kredit. Kau sibuk memandikan Rindu dan Bagus -- anak kedua kita.Â
Ini adalah tahun kelima pernikahan kita.Â
Masih tetap membawa keliling mereka sebelum aku berangkat kerja. Masih menciumi pipi mereka, menghidu wangi bedak dan aroma minyak kayu putih. Masih dengan senyuman kau mengantarku berangkat kerja.Â
***
Tanpa terasa sudah melewati tahun keenam pernikahan kita.Â
Seharian tadi aku bermain dengan anak-anak. Mereka berdua naik di atas punggungku. Aku merangkak seolah-olah menjadi kuda.Â
Malamnya kau mendongeng. Mereka tidur berbantalan lengan kita.Â
"Eh, piring-piring belum aku cuci," katamu seperti tersadar.Â
"Besok saja," cegahku.Â
Kau menatapku, tersenyum. Mafhum.Â
Aku bangkit, beranjak dari tempat tidur. Mematikan lampu.Â