Ironi, memang.Â
Ini lama-kelamaan membuat Aliz muak. Ia pun memutuskan mengundurkan diri.Â
Aliz mengontak temannya yang di Kalimantan. Ia ingin mengabdi menjadi guru. Untuk menebus rasa bersalah yang ia lakukan selama ini, juga untuk membersihkan jiwanya.Â
Tapi sebelum itu ia akan menemui Yudi, juga Gendis anak semata wayangnya. Meminta maaf kepada mereka.Â
***
Aliz membawa nasi goreng yang telah dibuatnya ke depan.Â
"Aku bangunkan Gendis, ya? Mandi, juga menyiapkan peralatan sekolahnya."
"Tunggu! Boleh aku istirahat sebentar di kamarmu?"
"Ya, ya..., tuh kamarnya nggak dikunci."
***
Di kamar Aliz berbaring memandang langit-langit kamar, memikirkan ajakan Yudi. Bersatu kembali? Kalau memang ia ingin menebus kesalahan, kenapa tidak? Ada rasa nyeri dalam dadanya, mengingat selama ini Gendis kehilangan kasih sayang ibunya.Â