"Mana pistolnya?"
"Di laci. Kenapa?"
"Senjata itu harus dilenyapkan," berkata begitu aku bangkit dari tempat tidur, langsung membuka laci.Â
Ternyata pistol itu cukup berat. "Bagaimana cara menggunakannya?"Â
"Tinggal tarik saja pelatuknya... hey, awas, itu masih ada pelurunya!" teriak Ken Arok.Â
"Oh, ya?"
"Ya."
Pistol itu kuarahkan ke dada Ken Arok.Â
"Hey?!"
Hanya itu. Kemudian bunyi 'dup'' tiga kali.Â
Saksi harus dilenyapkan!Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!