Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bayang-Bayang Musim Dingin yang Muram

22 November 2024   08:08 Diperbarui: 22 November 2024   08:21 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Musim dingin itu, dia mulai menua.

Dia telah melewati usia yang dia anggap "muda." Begitu dia melewati usia tiga puluh, dia tidak lagi merasa seperti anak kecil dalam tubuh orang dewasa. Memang, dia merasa seperti orang dewasa, tetapi masih samar-samar, merasa seperti berpura-pura. Dia bertanya-tanya apakah perasaan itu akan pernah hilang.

Namun, pada musim dingin itulah dia mulai menua.

Sebenarnya masih musim gugur.

Terjadi pada bulan Oktober. dedaunan berwarna cokelat dan berderak di bawah sepatu botnya. Bunyi yang ditimbulkannya seperti patahnya tulang yang rapuh. Dia terbangun suatu pagi dan menyadari bahwa ia kini telah tua. Tidak ada perlawanan, tidak ada pergumulan dalam benaknya, hanya kesadaran tiba-tiba, dan begitulah adanya. Dia kini sudah tua. Tidak ada jalan untuk kembali.

Tentu saja, pikiran itu langsung lenyap dari benaknya ketika dia menyalakan televisi dan melihat berita utama hari itu:

Perjalanan Waktu telah Ditemukan


Ada seorang ilmuwan yang menjelaskan prinsip-prinsip dasar tentang hal itu di acara pagi, tetapi dia tidak dapat memahami separuh kata-kata yang diucapkannya. Lalu ada ilmuwan lain, yang ini berpakaian sedikit lebih baik, rambutnya ditata dengan mousse, yang berhasil menerjemahkan apa yang dikatakan ilmuwan pertama ke dalam bahasa yang lebih mudah dipahami.

Dia masih belum memahaminya. Namun, dia tidak perlu memahaminya. Dia tahu, ini bukan sesuatu yang akan dia gunakan. Ini untuk era sekarang, bukan untuknya.

Lagipula, bukankah itu yang dilakukan orang tua? Mereka tidak menggunakan teknologi baru dan kalau mereka menggunakannya, mereka justru sering menyalahgunakannya.

Perjalanan waktu adalah untuk kaum muda, dia tahu itu. Biarkan kaum muda punya waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun