Satu demi satu mata mereka yang keruh menjadi jernih dan sedih ketika mereka menyadari siapa mereka dulu dan siapa mereka sekarang. Masing-masing secara bergantian menjatuhkan makanannya, berdiri, dan berjalan keluar rumah menuju kuburan umum tua yang berjarak satu kilometer dqari rumah Nyonya Sri Ambarwati.
Di sana mereka berbaring dan kembali menjadi tanah dan debu.
Lambat laun kehidupan kembali normal di Teluk Belanga. Yang mati, lama dan baru, dikuburkan. Noda-noda dibersihkan dari karpet Nyonya Sri Ambarwati, dan setiap akhir pekan dia membawa bunga ke makam para mantan tamu makan malamnya.
Cikarang, 8 April 2024Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H