Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Terdampar di Perut Bumi - Buku Satu: Panik! (Part 2)

22 Mei 2023   22:06 Diperbarui: 22 Mei 2023   22:10 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: Ikhwanul Halim

Tiwi menggelengkan kepala. Zaki tidak salah. "Bukan, hobinya yang lain, berselancar."

Wajah Miko berseri-seri, dan nadanya riang menyenangkan.

"Nggak mungkin! Lu mustahil bisa. Lu nggak bisa bangun suatu hari dan mendadak mikir, 'Ah, gue pingin berselancar' Cuma supaya lu dibilang keren. Nggak gitu caranya. Surfing itu seperti bawaan orok, ada dalam DNA. Entah lu punya dari lahir apa nggak. Gue mulai berselancar waktu umur gue dua tahun."

"Tuh, Wi? Gue nggak punya bakan surfing dalam gue," kata Zaki.

Miko terkekeh dan menepuk punggungnya. "Jangan merasa jelek. Nggak semua orang bisa jadi keren."

"Lu nggak usah ngomong gitu, Bro." Zaki tertawa sambil melangkah ke arah Miko.

Tiwi langsung menghadang jalannya untuk mencegah Zaki menyerang Miko. Dia menahan senyumnya sambil menyilangkan tangan dan mengerutkan alis padanya. "Jangan terlalu cepat, tough guy. Kamu harus melewati aku terlebih dahulu. "

Senyum main-main menari-nari di bibir Zaki saat dia menatap Tiwi. Mata birunya berbinar. "Lu salah satu back sepak bola cewek paling hebat yang gue tahu, tetapi gue nggak begitu yakin lu bisa menahan serangan seorang pemain basket."

Zaki benar. Tiwi tahu dia bisa dengan mudah menjegalnya. Kesempatan apa yang dia miliki menghadapi dadanya yang lebar dan bahunya yang kukuh?

Zaki menyisir rambutnya yang tebal dari matanya dengan jari lalu menyeringai, seperti dia bisa membaca pikiran Tiwi. Tiwi menyukai rambut cokelatnya yang berantakan.

Tiwi meraih lengan Miko sambil terkikik. "Lari!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun