Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hanya Sampai Kami Pergi

12 Mei 2023   19:02 Diperbarui: 12 Mei 2023   19:08 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku kembali ke jendela, dan memejamkan mata.

"Dia?" Aku mendengar Gepetto berkata. "Yang itu, yah. Dia istimewa."

"Sepertinya dia sedang menunggu seseorang," kata wanita itu dengan suara tinggi dan jelas.

"Ya, dia akan membuat Anda berpikir begitu," kata Gepetto. "Tapi tidak ada yang memilih dia. Dia sedikit berbeda. Agak keras kepala, tapi oenuh perhatian. Seperti yang saya katakan: istimewa."

Ada jeda, yang sepertinya berlangsung selamanya.

Kemudian, yang lain berbicara. Suara yang satu ini dalam, dan dingin.

"Istimewa? Cacat, lebih tepatnya. Lihat yang lainnya: mereka tahu untuk apa mereka dibuat--"

"Sayang, diam," kata yang lain.

"Apa? Kamu pikir makhluk-makhluk ini peduli dengan apa yang kita katakan? Lihat mereka, mengeong seperti anjing."

"Kamu jahat," kata yang lain. "Kamu kejam."

Lalu teriakan yang tampaknya berlangsung lama. Yang bersuara dingin semakin keras, dan semakin keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun