Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hanya Sampai Kami Pergi

12 Mei 2023   19:02 Diperbarui: 12 Mei 2023   19:08 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gepetto berbalik, dan menyibukkan diri dengan menyapu, mendorong sapu melintasi lantai yang dingin.

"Anak-anak, kebanyakan," katanya, akhirnya.

Aku menatap Gepetto--pada sosok tuanya yang bungkuk, terseok-seok melintasi ubin--dan mencoba mengingatnya saat dia masih muda.

"Anak-anak," kataku, "apakah kamu kehilangan satu? Seorang anak?"

Gepetto menatapku dengan ekspresi yang tidak bisa kutebak, dan tidak berkata apa-apa.

Dia hanya kembali menyapu.

***

Hari ini adalah Hari Belanja Nasional, lagi, dan aku melakukan rutinitasku: duduk di dekat jendela dan menunggu. Mereka akan datang dan mengambil salah satu dari kami. Mungkin dua. Atau mereka tidak akan melakukannya. Namun pada akhirnya, Mereka akan pergi.

"Bagaimana dengan yang itu?" salah satu dari Mereka bertanya sambil menunjuk ke arahku.

Aku mendongak, dan tatapan kami bertemu. Wanita itu tinggi, dengan rambut hitam dan hidung pendek.

Dia tersenyum padaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun