Surya perlahan-lahan menurunkan pistolnya, tetapi keraguan jelas tertulis di wajahnya. "Ayo, kita harus terus bergerak."
Gadis itu menghela napas lega. "Terima kasih." Kerutan muncul di dahinya saat dia mengulurkan tangan dan mengambil senjata biusnya.
Surya melanjutkan langkahnya lebih cepat dari sebelumnya.
Gadis itu bergegas untuk mengikuti. "Aku Zahra."
Abangku terus bergerak, hanya meliriknya sekilas. "Senang berkenalan denganmu. Aku Surya, dan ini adikku Bayu."
"Senang bertemu denganmu," kataku, melangkah hati-hati melewati beberapa batang kayu yang tertutup lumut. Kalau aku sampai salah langkah, Keiko akan terlepas dari gendonganku.
Zahra menginjak pakis liar di jalurnya. "Senang berkenalan denganmu juga. Dan ini sepupuku, Chinta."
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H