Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

CMP 90: Cinta Hanyalah Sebuah Kata (Sampai Seseorang Memberinya Makna)

30 April 2023   08:59 Diperbarui: 30 April 2023   08:59 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lelakimu masuk sambil memegang karangan bunga ranunculus pink yang indah dan cerah di tangan. Bunga  favoritmu, karena namanya terdengar seperti mantra untuk mengubah seseorang menjadi katak.

"Untukmu," dia mengumumkan dengan bangga, kata-katanya seperti pelukan hangat di tubuhmu.

Harimu berlalu digantikan dengan kehangatan mencintai seseorang dan dicintai sebagai balasannya.

Kamu membawa bunga-bunga itu ke dapur sambil kalian mengobrol tentang hari-hari kalian masing-masing, dan kamu memotong tangkainya dengan teliti.

Kamu terdiam, membuka lemari untuk mencari vas bunga kristal kalian, hadiah pernikahan dari bibimu. Saya memandang lelakimu,  rambut berubannya, yang dia percayakan kepadamu untuk dicukur dengan clipper yang kamu belikan khusus untuknya. Wajahnya kusam karena seharian bekerja di bidang konstruksi. Celananya yang melorot tertahan oleh ikat pinggang yang terlalu besar yang kamu belikan untuknya bertahun-tahun yang lalu, dan dia masih memakainya.

Kamu mengambil cangkirnya dari wastafel. Betul, cangkir itu.

"Sempurna," katamu.

Cikarang, 30 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun