Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

CMP 90: Cinta Hanyalah Sebuah Kata (Sampai Seseorang Memberinya Makna)

30 April 2023   08:59 Diperbarui: 30 April 2023   08:59 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersumpah untuk mengatur ulang strategi kegiatan pencegah penggunaan cangkir jeke itu nanti, kamu membawa pembuat kopi French press dan cangkir kesayangan(mu) ke kantor.

Kantormu adalah ruangan tercerah di rumah, dengan langit-langit tinggi dan jendela besar untuk ide-ide besar. Menggeretakkan buku-buku jari, kamu menurunkan pantamu ke kursi di meja tempat laptopmu.

"Hai bestie," bisikmu, mengelus papankunci yang mengurai bagai sungai aksara, jari-jarimu dengan lembut membelai permukaannya bagai pianis konser sebelum pertunjukan.

Kalau saja kamu bisa melakukan semua hubungan seperti fiksi yang kamu tulis, mungkin pernikahanmu akan berada dalam kondisi yang lebih baik. Kamu tidak akan sendirian tadi malam.

Sekali lagi menghela nafas panjang, kamu duduk di kursimu, memainkan jari-jarimu, menerjemahkan pikiran menjadi kata-kata.

Tik, tok, tik, tok...

Jam menandakan derap waktu di latar belakang, mengingatkanmu pada rasa sakit di antara kedua mataku. Perayaan semalam dimaksudkan sebagai acara bersama untuk merayakan publikasi novel terbarumu, tetapi bayang-bayang senja telah lama menghilang saat dia sampai di rumah, dan kopi turun terlalu lancar. Ketel kedua.

Pikiranmu mengembara kembali ke cangkir, gelinding penghinaan irasional muncul dalam dirimu bagai sendawa. Kamu mulai membayangkan semua cara yang bisa kamu lakukan secara diam-diam untuk membebaskan rumahmu dari cangkir itu.

Mungkin kamu bisa memungut seekor kucing yang memiliki kecenderungan untuk menjatuhkan barang-barang di lantai. Atau kamu bisa menyembunyikannya di tempat yang lebih baik, mungkin di lemari kamar mandi di belakang pembalut. Dia tidak akan pernah melihat ke sana.

Tentu saja, takhayul menyatakan bahwa kamu tidak boleh begitu jahat dengan memecahkan cangkir itu sendiri, karena cangkir yang sengaja dipecahkan pertanda kerasukan iblis. Selain itu, kamu mungkin akan dihantui perasaan bersalah jika melakukan itu. Tindakan yang memiliki tujuan akan menjadi pengkhianatan.

Sebelum kamu menyadarinya, hari telah berlalu dengan kata-kata yang kabur, typo yang tak terkira, cangkir kopi yang tak ada habisnya, dan tiga kali tidur siang kucing singkat. Saat terbangun dari yang terakhir, kamu mendengar kunci pintu depan diputar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun