"Dari apa?"
"Anak-anak," Aghea menyela, "Dia baru saja tiba. Bisakah kita setidaknya menyambutnya terlebih dahulu sebelum mengajukan pertanyaan?""
Mereka kembali ke tempat semula mereka berdiri. "Maaf, ya. Mereka suka bertanya yang aneh-aneh kalau ada orang baru. Biasa, ingin tahu segalanya pada pertemuan pertama."
"Kamu siapa?" Sarrita bertanya.
"Rasanya tadi aku sudah jawab, lo. Namaku Aghea," katanya lalu menoleh ke yang lain. "Beri tempat," dia memerintahkan dan yang lain menyingkir.
Sarritha memperhatikan dengan rasa ingin tahu. Aghea bergabung dengan yang lain dan mulai berkonsentrasi. Tiba-tiba dia merasakan bumki bergetar  dan tanah perlahan naik. Sebuah batu halus mulus muncul dan kemudian berhenti ketika mencapai ketinggian meja. Kemudian yang lebih kecil muncul. Setelah selesai, yang lain duduk. Aghea menariknya ke salah satu kursi batu.
"Bagaimana kamu melakukannya?" Sarrita bertanya.
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H