"Kamu telah melayani dirimu sendiri dengan baik," kata Bulan. "Tidak banyak orang yang mengabdi dengan baik saat ini."
Setelah mengucapkan kata-kata itu, Bulan berubah menjadi wanita tua di depan mata Warda yang terkejut. Pakaiannya hitam seperti malam dan rambutnya perak laksana cahaya purnama.
Tapi warda bukan Ward jika tidak keras kepala. "Apakah tidak ada yang bisa kulakukan?"
"Kamu telah memiliki sihir yang kamu yakini," kata wanita tua itu. "Kembalilah ke ahli kecantikan dan pacarmu, dan pria akan menulis puisi untuk kecantikanmu selama bertahun-tahun yang akan datang, aku janji."
Kemudian Bulan dan balairung serta makhluk-makhluk kecil yang aneh menghilang. Warda mendapati dirinya kembali ke kediaman penyihir.
"Apakah yang kualami itu nyata adanya?" tanya Warda.
"Bulan itu nyata seperti impian dan mimpi burukmu," kata penyihir itu.
"Aku tidak bermimpi."
"Entah bagaimana, aku tak terkejut."
Warda memiliki kesan bahwa dia baru saja dihina. "Apakah itu merupakan kejahatan?"
"Tentu saja tidak, Sayang. Jadi, bagaimana hasilnya?"