Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kisah Para Ksatria Mawar - 11. Nuri Mersik

28 Maret 2023   14:04 Diperbarui: 28 Maret 2023   23:17 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia bangkit dan membersihkan tangannya dengan baju luar yang dipakainya untuk berkebun. Ksatria dengan pelindung berwarna oranye dari dataran di utara, berhenti di gerbang rumahnya yang sederhana dan turun, melepas pelindung kepala dan menjepitnya di bawah ketiak.

Nuri Mersik mengenalinya dari pertempuran yang mereka lakukan secara berdampingan berturut-turut, tetapi tampaknya ksatria itu tidak mengenalinya.

"Apakah ini kediaman Ksatria Mawar yang dikenal dengan nama Nuri Mersik?" tanyanya.

Dia menatap wajah rekan seperjuangannya yang penuh bekas luka dengan jidat berkerut. "Apa yang kamu inginkan dengannya?"

Sebelum ksatria oranye bersempatan untuk menjawab, suara kuda seorang ksatria yang berderap mendekat dari selatan terdengar.

Kuning.

Yang mengejutkannya, ksatria oranye menghunus pedangnya. Oranye dan kuning tidak pernah berselisih sebelumnya.

"Simpan senjatamu!" dia berseru. "Ada apa ini?"

Ksatria kuning berhenti di depan pondoknya yang sederhana di tengah kepulan debu dan melepas pelindung kepala tanpa turun dari kuda. "Nyonya, pasukan Gurun Mengaum membutuhkan bantuanmu melawan ancaman baru dari utara."

Dia melihat kesatria oranye itu melirik dengan cepat ke arahnya dengan terkejut sebelum dia kembali memelototi kesatria kuning itu.

"Ancaman dari utara?" kata ksatria oranye. "Gurun Mengaum-lah yang bersekutu dengan Negeri Kemarau Abadi melawan tetangga utara mereka!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun