"Gogon mengatakan macam-macam," jawab Gilar dengan kesal. "Bagaimana kalau saat itu dia membutuhkan tiga ratus ribu dan sejumlah itu pula yang hilang dari laci kasir."
"Tentu", Ray. "Bagaimana aku bisa lupa kalau kamu mengingatkanku setiap saat. Tentu saja dia berbohong tentang itu. Tidak ingin membicarakannya. Pacar hamil. Aborsi. Hal semacam itu terjadi pada orang-orang."
"Kalau memang begitu", jawab Gilar. "Aku tidak pernah bisa untuk mempercayainya lagi. Dulu saja tidak."
Pada detik itu, Dadang yang bagai jam berjalan melewati pintu dan bahkan sebelum dia duduk, dia melepaskan fedora usangnya, jaket kulit tua berwarna cokelat, mengamati wajah Gilar dengan serius dan berkata, "Selalu ingat kalau tidak bisa mempercayai seseorang. Bohong untuk kedua kalinya lebih gampang, jadi sebaiknya jangan pernah menerimanya."
Kemudian, setelah tertawa jauh melampaui humor dari pernyataan itu, dia terbatuk dan tergagap dan duduk di kursi tukang cukur dekat pintu.
BERSAMBUNG
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI