Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gigi Warisan

22 Januari 2023   21:47 Diperbarui: 22 Januari 2023   21:58 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.nezavisne.com/zivot-stil/zivot/Pravi-vampiri-zaista-postoje/154745

Nama ayahku meluncur dari lidahnya seperti kutukan.

Aku merogoh bajuku dan melepas salib emas. Tuan Renfield tersentak. Bibirnya terbuka memamerkan gigi taring barunya yang panjang dan runcing.

"Urusan kita sudah berakhir," kataku sambil mengacungkan salib, menjaga jarak di antara kami.

Seringai mengerikan Tuan Renfield berubah menjadi senyuman. "Tentu saja, Dokter."

Dia memutar menjauh dariku dan pindah ke pintu. "Aku harap kamu tidak meneruskan profesi ayahmu."

Aku tertawa, tetapi bukan jenis tawa ayahku. Hanya tawa kepahitan dan kesedihan.

"Profesi ayahku membuat kami bangkrut. Dia meninggal sebagai bahan lelucon dan miskin. Aku tidak punya keinginan untuk mengikuti jejaknya. Sekarang pergi."

Tuan Renfield meninggalkan tempat praktikku. Punggungnya tegak, gaya berjalannya cepat dan pasti seperti hewan buas yang mengintai mangsa.

Aku menggenggam salib ayahku dan melihatnya menghilang di malam hari. Sekantong berlian di mantelku beratnya bagai tiga puluh keping perak Judas.

Bandung, 22 Januari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun