Saya menabraknya dengan tabrakan ganda yang ringan: bum, bum.
Tidak ada yang parah. Namun, seluruh bagian belakang perlu diganti. Pasti agak lumayan biaya perbaikannya.
Saya tetap duduk di kursi driver dengan sabuk pengaman terpasang. Dan itu dia! Turun dari mobilnya-cantik dan marah, bahkan lebih cantik dari saat saya melihatnya di perhentian lampu lintas tadi.
Dia mengetuk jendela. Saya menurunkan kaca.
"Apakah kamu buta?" dia bertanya dengan berapi-api.
"Maaf," jawab saya. "Saya rasa sebaiknya kita bertukar nomor telepon."
Dia menunjuk ke tempat parkir sebuah mal tak jauh dari situ.
"Ikuti aku ke sana," katanya.
"Baik," jawab saya dengan jantung berdebar kencang.
Lampu berubah menjadi hijau. Saya mengikutinya. Saya akan mengikutinya ke mana saja.