Tiwi berputar, pikirannya menipunya. Kulitnya masih terasa geli. Memindai pepohonan, matanya fokus pada gugusan hitam yang menggeliat. Ya, laba-laba itu lebih baik menjaga jarak jika mereka tahu apa yang baik untuk mereka. Dia punya tongkat dan tidak takut menggunakannya.
"Nggak ada laba-laba di badan lu," kata Zaki. "Sumpah."
Kata-kata Zaki akhirnya membuat Tiwi kembali tenang.
"Thanks."
Dia merinding memikirkan salah satu monster berbulu yang merangkak di tubuhnya, tapi dia mengenyahkan pikiran itu jauh-jauh. Lebih baik fokus untuk keluar dari sana sebelum yang lain memutuskan untuk menyerang.
Dia mengarahkan tongkatnya ke kiri. "Ayo pergi ke sini---tidak banyak laba-laba."
Ketika Zaki mengangguk, Tiwi mengambil langkah lambat dan terukur, pandangannya tertuju pada kakinya supaya dia tidak melihat serangga sialan itu.
"Bagaimana mereka bisa menjadi sebesar ini?" tanya Zaki.
Miko tertawa kecil. "Mungkin karena air neon ajaib yang mereka minum."
"Hei, kita berenang di air itu!" balasku.
Zaki menghela napas. "Ya, jangan ingatin gue."