"Itu kabar baik," kataku. "Sampaikan salam saya kepadanya."
"Akan saya sampaikan," kata Tuan Sayrif. Dia melirik jam di dinding. "Saya harus buru-buru atau saya akan ketinggalan kereta."
Tak lama berselang kemudian, aku berjalan kembali ke bar yang nyaris sepi, dan berkata kepada Kirana. "Bisakah aku berbicara denganmu dan ayahmu?"
"Ya, tentu saja," katanya. Dia berseru ke balik meja bar, "Ayah!"
Danar Hadi muncul dari belakang Kirana. "Ada apa?"
"Ada yang mau aku tanyakan. Bisakah Anda kemari sebentar?"
Danar dan Kirana bersandar di meja bar.
"Ingat tidak saat pertama kali aku ke sini, bahwa aku ada janji bertemu dengan seorang teman yang bernama David Raja?"
Danar mengangguk. "Ingat, tapi dia tidak pernah muncul."
"Saya pikir kamu bertemu dengan dia di Jakarta," kata Kirana.
"Seharusnya," kataku, "tapi dia juga tidak pernah muncul di Jakarta."