Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selamat Jalan, Kang Soni Farid Maulana

28 November 2022   06:14 Diperbarui: 28 November 2022   07:00 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman batin dalam menulis sonian menuntut para penyairnya peka terhadap setiap makna kata yang hendak dituliskan, sehingga apa yang ingin diungkap terwujud dengan jelas. Dengan demikian jelas bahwa imajinasi, simbol, dan metafor sebagai kendaraan utama dalam menulis puisi, dalam hal ini, menulis sonian sangat dibutuhkan. Apa sebab? Karena yang disebut semua itu merupakan mekanisme psikis  dalam melihat, melukis, membayangkan, atau memvisualisasi sesuatu dalam struktur kesadaran yang menghasilkan sebuah citra pada otak.

Ditulisnya puisi dengan pola 6-5-4-3 suku kata per larik dimaksudkan antara lain untuk meninggikan harkat dan derajat manusia, dan malah bukan merendahkannya dengan mengangkat tema porno, cawokah dan cabul. 

Sonian bisa diisi dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai agama yang dianut oleh para penyairnya, nilai-nilai budaya setempat, renungan terhadap alam, dan sebagainya, yang tidak bertentangan dengan hukum mana pun yang berlaku di muka bumi. 

Sonian sangat berpihak kepada etika, moral, nilai-nilai kemanusiaan, dan nilai-nilai relijius, termasuk persoalan-persoalan hukum di dalamnya. Paling tidak, demikian dasar-dasar penulisan sonian dituliskan. 

(Disarikan dari deskripsi grup facebook Sonian, oleh pencipta genre Sonian: Soni Farid Maulana.) 

Bandung, 28 November 2022

***

MANTRA

(Ikhwanul Halim)

(1)
hai mambang si mambang
pergi menjauh
tasik tenang
tempatmu


(2)
durjana gandarwa
ke hutan rimba
di sanalah
rumahmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun