Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menunggu Christine Hakim

22 November 2022   09:00 Diperbarui: 22 November 2022   09:01 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak, aku tidak akan meninggalkan bangku ini. Christine tidak akan tahu ke mana aku pergi. Dia tidak akan pernah bisa menemukanku jika aku pergi.

Dia sangat spesifik. Dia membuatku berjanji untuk menunggu di sini, di bangku ini. Dia berkata, "Tunggu aku di sini, dan kita akan segera pulang."

Dia berjanji, jadi aku tahu dia akan datang. Dia akan datang melalui kebun nenas kekuningan.

Mungkin filmnya memakan waktu lebih lama dari yang dia kira. Terkadang itulah yang terjadi, dan mereka harus shooting---eh---apa namanya? Ba---bab, adegan. Itu dia. Itu dia---adegan---berulang kali dan---

Aku sudah berkemas. Siap. Christine akan mengajakku pulang dan menjelaskan semuanya. Semua akan baik-baik saja. Tunggu dan lihat saja. Aku akan pulang ke rumah. Aku akan meninggalkan bangku ini dan pulang bersama Christine.

Kemarin, mereka mencoba membunuhku. Kamu tidak percaya padaku. Kamu tidak percaya aku, bukan? Tidak ada yang mempercayaiku...

Mengapa aku harus memberi tahu kamu? Mereka ingin menguburku. Mereka menyalahkanku untuk segalanya, kamu tahu. Film tentang kuntilanak mencari perjaka flop di minggu pertama, salahku. Videoklip terbaru Basreng Pedas Band di youtube hanya meraih sembilan belas viewers, salahku. Harga bahan pokok meroket, juga salahku.

Menyalahkan. 

Kata yang lucu. Katakan. Katakan. Menyalahkan. Itu kata biasa yang berguna. Kamu dapat melakukan banyak hal dengan kata biasa yang  berguna.

Dari mana datangnya kesalahan? Aku terkadang berpikir mereka sengaja menambahkan kesalahan pada makanan yang kita makan. Apakah kamu kesalahanku? Ambil saja, aku punya banyak. Ambil dari pundakku. Aku punya banyak untuk dibagi-bagi. Berat sama dipikul ringan jinjing masing-masing.

Jangan. Jangan sentuh topiku. Jangan berani menyentuhnya. Jangan, itu ada sebabnya.

Sebab.

Mereka ingin aku melepasnya di depan kamera, tetapi aku tak akan membiarkan mereka menyentuhnya.

Bangku ini adalah satu-satunya tempat yang aman di seluruh dunia. Kamu mau tahu sebuah rahasia?

Topi ini adalah perisai yang dikendalikan dengan baik. Lapisannya menghalangi sinar telepati. Gunanya menghentikan mereka bermain-main dengan pikiranku. Menghentikan mereka memasukkan kata-kata ke mulutku.

Siapa pun bisa mendapat masalah yang sangat serius ketika ada yang memasukkan kata-kata ke mulutnya. Mereka membuat kamu memakan kata-kata mereka. Percayalah padaku.

Pada tanggal dua belas Desember, tanggal dua belas yang mulia, dunia akan berakhir. Kiamat akan tiba. Armageddon? Ragnarok?

Aku tidak bilang 'sudah berakhir'. Yang aku bilang 'akan berakhir.'

Akan. Akan. Akan.

Kamu akan berakhir . Aku akan berakhir.

Aku minta maaf. Tanganku menjadi kesat dan kapalan dalam cuaca seperti ini.

Rasanya seperti gajah bersembunyi. Kamu tidak dapat menyembunyikan apa pun dari gajah. Apakah kamu tahu bahwa Gajah tidak pernah memaafkan? Maksudku, melupakan. Gajah, sekali terlihat, dua kali malu.

Gajah mendengarkan frekuensi radio, kamu tahu. Begitu juga orang-orang di planet Mars. Mereka mendengarnya. Kamu bisa mendengar mereka bernapas di latar belakang radio lama. Mereka mengamati kita.

Ketika mereka bosan, mereka menghubungiku. Mereka punya CCTV di seluruh dunia. Dengan hati-hati menghubungi nomorku. Tidak, bukan yang itu.

Mereka dengan hati-hati mengetuk nomorku dengan kuku besi mereka, dan mereka melihatku bergegas menyalakan ponsel, dan ketika aku hendak menjawab, mereka memutuskan sambungan. Tapi aku bisa mendengar mereka bernapas.

Kadang-kadang mereka berpikir mereka dapat menangkap pikiranku tanpa aku sadari. Mereka memberitahuku segala macam hal kotor, tetapi aku dapat menghentikannya dengan menutup mata rapat-rapat.

Mereka menyusup untuk mengambil alih bumi, orang-orang Mars itu. Mereka terlihat seperti manusia, tetapi mereka berbeda. Sangat berbeda. Kulit mereka setebal kulit gajah. Nenek Mega adalah orang Mars. Dia telah menipu kita sejak dulu.

Tapi aku bijaksana padanya sekarang. "Saya pikir akan lebih baik bagi Anda, Nyonya Mega, untuk kembali ke sekolah, jika Anda mengambil liburan singkat, cuti."

Mereka semua ingin menyingkirkanku, menjauhkan aku dari jalanan.

Setiap orang mengalami hari yang buruk, hari libur, kadang-kadang.

Baiklah, aku agak kesal, tapi aku merasa kurang enak badan. Kepalaku sakit. Aku merasa sakit, pusing. Aku rasa aku akan pingsan. Mereka pasti mengoperasi kepalaku. Mereka pasti telah membuka kepalaku dan mengacaukan semua pikiranku.

Aku tahu mereka menatapku. Aku bisa merasakan tatapan mata mereka langsung menembus tengkorak kepalaku.

Orang berkepala kaca seharusnya tidak menyalahkan. Tapi aku tidak memukulnya. Tidak. Aku hanya merasa sangat pusing. Dia memaki. Aku merasa sangat lemah. Aku pikir aku akan jatuh. Terjungkal.

Aku mengulurkan tangan untuk menahan diri, untuk melindungi tubuh, untuk menyelamatkan muka.

Camkan, tidak ada akhir musim hujan tahun ini. Tidak ada akhir. Itu terus berlanjut dan---sejauh mata memandang hanya ada hujan. Dingin, suram, dan lembap.

Kalau kamu tetap dekat dengan bangkumu sepanjang hari, kamu punya waktu untuk mempertimbangkan banyak hal. Kamu melihat dunia dengan jelas.

Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku bisa melihat dunia. Seolah-olah kabut telah terangkat.

Semuanya akan berbeda saat Christine datang untukku. Dia akan membuat semuanya lebih baik. Semuanya.

Tunggu saja sampai Christine tiba di sini.

Tunggu saja.

Tunggu dan lihat.

Bandung, 22 November 2022

Sumber ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun