Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kasus Sang Harimau (Bab 55)

15 November 2022   17:30 Diperbarui: 16 November 2022   10:51 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Dengan suara serak dia berkata, ''...itu nomornya dan tunggu aku pergi sebelum kamu menelepon."

Untung saja Steben terlalu sibuk menatap tumpukan uang, karena aku sangat ragu apakah aku bisa tetap memasang muka poker saat melihat layar.

Aku menunjuk ke uang segepok itu itu dan berkata, "Silakan."

Dia mengambil uang itu, menghitungnya dengan cekatan dan memindahkannya ke saku dalam jaketnya.

Aku bertanya-tanya, apa yang akan dilakukan Steben dengan rejeki nomplok yang tiba-tiba ini? Judi gelap, bar minuman, transaksi barang curian ... semua hal yang jelas-jelas disukainya.

Tiba-tiba aku merasa jauh lebih baik tentang tugaspekerjaanku. Pihak lawan punya caranya masing-masing, tetapi setidaknya salah satu dari mereka terbuka untuk bujukan finansial.

Steben berkata dengan tegang, "Kalau ada yang bertanya padamu, aku tidak pernah memberimu nomor itu, mengerti? Aku bahkan tidak pernah melihatmu malam ini. Kamu mengerti?"

"Aku mengerti," kataku. "Aku bahkan tidak mengenalmu. Sekarang, pergi dari sini."

Steben tampak kecewa. "Jangan begitu, sobat. Aku harus hati-hati. Aku punya bisnis yang harus kujaga," katanya.

Aku memutuskan bahwa sudah cukup berurusan dengannya. Menunjuk ke pintu, aku berkata pendek, "Keluar."

Dia menatapku dengan tatapan berracun dan pergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun