Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kasus Sang Harimau (Bab 55)

15 November 2022   17:30 Diperbarui: 16 November 2022   10:51 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku tidak tahu apa maksudmu," kata Steben.

"Kamu tidak tahu? Baiklah, aku akan memberitahumu. Segera setelah kamu mendapat kabar dari Emak Ema, kamu  menelepon Kujang. Kamu meneleponnya dan dia membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk sampai ke Warung Emak."

"Kamu gila!" seru Steben dengan nada marah. "Aku bahkan belum pernah mendengar ada orang yang namanya Kujang." Dia berjalan menuju pintu.

'Aku akan memberimu dua jutaasal kamu mau memberitahuku nomor yang kamu hubungi," kataku tenang.

Steben berhenti dan menatapku dengan waspada. "Dua juta hanya untuk nomor telepon?"

"Betul," jawabku. "Gampang, kan?"

"Kedengarannya terlalu gampang," katanya. "Apakah kamu punya uang tunai?"

Aku menyeberang ke meja dan membuka laci, mengeluarkan seikat uang dua puluh ribuan. Dengan santai aku melemparkannya ke atas meja. Steben yang terpesona, memperhatikanku.

"Mari kita luruskan ini," katanya. "Aku memberi kamu nomor telepon, dan dua juta ini jadi milikku. Benar?"

Dengan sabar, aku mengulangi kata-kataku. "Begitu kamu mendapat kabar dari Emak Ema, kamu  menelepon Kujang. Aku hanya ingin nomor yang kamu hubungi, itu saja."

Mata Steben terpaku pada pada tumpukan uang kertas di meja. Dia berjuang dalam pertempuran terakhir dengan kesetiaan yang salah tempat dan kalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun