Kemudian tatapannya kembali. Agung merasakan getaran hawa dingin menjalar di tulang punggungnya. Mata perempuan itu begitu gelap, begitu tajam, bagai terbuat dari bayangan.
"Aku tidak punya banyak waktu, Detektif," katanya. "Ada hal-hal besar yang tergantung pada kita. Ajukan pertanyaan yang perlu kamu tanyakan dan aku akan menjawabnya, dan setelah itu, kita bisa bicara."
Dengan tubuh gemetar dan air mata bercucuran, Agung bertanya, "Mengapa?"
Hanya itu yang ingin ditanyakannya.
Perempuan itu menatapnya dengan tatapan sedingin es.
"Dia bukanlah seperti yang kamu kira. Aku melakukan apa yang harus kulakukan untuk perkumpulanku. Demi kebaikan semua penyihir."
"Dia tidak ada hubungannya denganmu." Tangan Agung semakin erat mencengkeram pistol. "Dia tidak ada hubungannya sama sekali dengan kalian!"
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H