Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penyihir Kota Kembang: XI. Gambit Menteri (Part 1)

4 November 2022   17:30 Diperbarui: 4 November 2022   17:35 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Kemudian tatapannya kembali. Agung merasakan getaran hawa dingin menjalar di tulang punggungnya. Mata perempuan itu begitu gelap, begitu tajam, bagai terbuat dari bayangan.

"Aku tidak punya banyak waktu, Detektif," katanya. "Ada hal-hal besar yang tergantung pada kita. Ajukan pertanyaan yang perlu kamu tanyakan dan aku akan menjawabnya, dan setelah itu, kita bisa bicara."

Dengan tubuh gemetar dan air mata bercucuran, Agung bertanya, "Mengapa?"

Hanya itu yang ingin ditanyakannya.

Perempuan itu menatapnya dengan tatapan sedingin es.

"Dia bukanlah seperti yang kamu kira. Aku melakukan apa yang harus kulakukan untuk perkumpulanku. Demi kebaikan semua penyihir."

"Dia tidak ada hubungannya denganmu." Tangan Agung semakin erat mencengkeram pistol. "Dia tidak ada hubungannya sama sekali dengan kalian!"

BERSAMBUNG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun