Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penyihir Kota Kembang: XI. Gambit Menteri (Part 1)

4 November 2022   17:30 Diperbarui: 4 November 2022   17:35 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Ketika pintu ditutup, dia meraih laci meja dan mengeluarkan senjatanya. Dia memeriksa apakah berisi peluru, lalu meletakkannya.

"Pistol yang bagus."

Agung melompat mundur, senjatanya diarahkan ke dahi pemilik suara.

"Sayang sekali itu tidak akan ada gunanya bagimu," kata wanita itu, menatapnya, tersenyum, "percuma kamu tujukan itu kepadaku."

Agung melihat ke pintu. "Aku tidak mendengarnya terbuka."

Perempuan itu melambaikan tangan. "Pintu adalah untuk orang yang tidak memiliki imajinasi," katanya. "Sekarang, maukah kamu duduk, Detektif? Banyak yang harus kita diskusikan."

Agung menatapnya sambil berhitung sepuluh hitungan, dan ketika dia yakin jantungnya tidak meledak menembus tulang rusuknya, dia duduk tanpa melepaskan senjatanya.

Perempuan itu melirik tangannya dan tersenyum.

"Tanyalah," katanya. Senyumnya menghilang.

Agung menatapnya. "Bertanya apa?"

Perempuan itu meletakkan tangannya di atas meja, menggeser kantong plastik KFC dan mengernyitkan hidung dengan ekspresi jijik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun