Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Terdampar di Perut Bumi - Buku Satu: I. Terdampar (Part 5)

4 November 2022   08:00 Diperbarui: 4 November 2022   07:59 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oke, aku akan mencari bantuan. Temukan papaku." Tiwi melemparkan pandangan memohon terakhir pada Miko sebelum berbalik dan hampir terpelest karena lantai yang licin.

"Gue janji. Gue akan cari sampai ketemu!" Miko berteriak.

Dengan bersusah payah, Tiwi kembali ke ruang kemudi untuk melakukan kontak radio. Ketika dia membuka pintu, Zaki bergegas membantunya masuk. Bersama-sama, mereka melawan angin kencang sampai pintu akhirnya tertutup rapat.

"Aku akan mengirimkan SOS," kata Tiwi terengah-engah karena jantungnya berdebar kencang.

Kilatan petir menerangi langit malam. Tiwi menyalakan radio dan mengambil mikrofon. Dia terlonjak kaget ketika suara guntur menggelegar di atas kapal, seolah-olah seseorang telah melecutkan cambuk kerbau hanya beberapa sentimeter dari telinganya.

Dengan jari gemetar, dia menyetel ke Saluran 16. Suaranya serak saat memaksakan diri untuk berbicara. "Mayday, mayday, mayday! Ini Earth Wanderer. Adakah yang memonitor, ganti?"

Dia mencengkeram gagang telepon erat-erat dengan kedua tangan. "Siapa pun, tolong jawab!"

Tidak ada respon.

Dia melemparkan pandangan ketakutan ke arah Zaki yang sedang melepaskan bajunya yang basah kuyup.

"Lu udah yakin salurannya bener?" tanyanya ke Tiwi. Tatapannya fokus pada interkom.

Tiwi menelan ludah dan mengangguk. Air mengalir dari rambutnya dan turun ke pipi. Dia menempelkan badannya ke dinding kokpit untuk menjaga keseimbangan saat ombak menghantam haluan dengan keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun