Ratna membakar ujung rokok dengan tangan gemetar.
Telepon berdering. Aku menatap Ratna yang dengan gugup mengisap rokoknya, lalu aku mengangkat telepon.
Aku langsung mengenali suara di ujung sana sebagai suara Nyonya Ria. Dia berkata terburu-buru, "Suami saya akan pergi dengan kereta besok, jadi tolong jangan datang kesini sebelum jam satu."
"Aku mengerti. Terima kasih sudah menelepon."
Aku menutup telepon dan menoleh ke Ratna.
"Aku haus. Kamu punya apa?" dia bertanya, suaranya terdengar tak bersemangat.
Aku mengambil botol bir dari dalam kulkas, menuangkannya ke dalam gelas dan menyerahkan satu ke Ratna.
Dia meminumnya sampai ludes. "Han, David terlibat masalah apa? Apa yang kamu tahu?"
"Tidak, aku belum tahu," jawabku. Â "Tapi kuharap besok aku mendapat jawabannya."
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H