Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Terdampar di Perut Bumi - Buku Satu: I. Terdampar (Part 4)

2 November 2022   22:00 Diperbarui: 2 November 2022   22:01 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiwi terus memberontak berusaha melepaskan diri dari pelukan Zaki, tetapi upayanya sia-sia. Tubuhnya akhirnya menyerah sebelum keinginannya tercapai.

Dia berbalik menghadap Zaki. Air menetes dari hidung, dagu, dan rambut keduanya. Sambil menghela napas, Tiwi berbisik, "Tapi Mama ... Mama ... di sana...."

Zaki mencondongkan tubuh ke pagar dan berteriak, "Tante Laksmi!"

Dia menoleh, matanya melebar. "Di mana Miko?"

"Aku nggak tahu." Tiwi memutar salah satu lampu dek langsung ke laut, mengayunkan sinar kuning dalam setengah lingkaran yang semakin lebar. Suaranya yang gemetar menggelegar menembus badai. "Mama? Mama! Miko? Kalian di mana?"

Bahkan jika mamanya atau Miko tidak bisa mendengar suaranya yang ditelan laut yang mengaum, dia berharap mereka bisa melihat cahaya dan mencoba berenang ke arahnya. Angin menerpa wajahnya saat dia berteriak, "Apakah kamu melihat mereka?"

Zaki melindungi matanya dan mencari menembus hujan lebat. "Nggak ada apa-apa."

Tiba-tiba teriakan teredam menembus udara.

"Miko?" Tiwi berteriak.

Kepala Zaki berputar, dan dia menunjuk ke arah haluan. "Di sana."

Sosok yang akrab muncul melalui kegelapan. Itu memang Miko. Dia tidak jatuh ke laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun