Terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, pikirku. David tidak hanya menepati janji, tetapi dia datang tepat waktu.
Dengan perasaan nyaris menyesal, aku menyadari bahwa tugasku hampir selesai. Aku telah menemukan David Raja Halomoan. Sekarang terserah Joko....
Namun, ketika aku membuka pintu, ternyata yang berdiri di hadapaku adalah Ratna Dadali.
Dia masuk ke ruang tamu dan menyampirkan selendang bulunya sembarangan di kursi.
"Halo, Han," sapanya dengan suara aneh tanpa nada.
Aku melirik jam. Jarum jam hampir menunjukkan pukul sebelas.
"Aku tidak mengharapkanmu pagi ini," kataku pelan.
"Aku tahu," jawabnya enteng.
"Ratna," kataku tergesa-gesa, "Aku benci terlihat tidak ramah, tetapi aku menunggu seseorang. Bisakah kamu datang lagi nanti?"
Dia berbalik menghadapku. Matanya memiliki lingkaran hitam di bawahnya, yang menandakan dia kurang tidur.
Ratna berkata dengan suara Lelah, 'Tidak apa-apa, Han, aku tahu semuanya. Kamu menunggu David."