Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Agar Segera Tertidur Nyenyak

19 Oktober 2022   09:00 Diperbarui: 19 Oktober 2022   09:00 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamu masih ingat aroma ruangan berdebu dengan karpet merah besar dan rak buku yang tinggi. Mungkin karpetnya tidak terlalu besar, hanya kamu yang kecil. Kamu ingat mengejar seorang anak yang kamu suka dan dia jatuh ke dalam kolam taman.

Kamu mencoba mengingat apakah sulit bagimu untuk tertidur saat kecil.

Kamu ingat juga tidak pernah bisa tertidur saat istirahat siang. Kamu benar-benar berharap masih punya waktu tidur siang.

Teringat tentang kucing masa kecil yang sekarang umurnya delapan belas tahun. Kucing itu mungkin tak lama lagi akan mati. Begitulah kata ibumu.

Sedikit mengeluarkan air mata. Kamu ingin menelepon adik perempuanmu untuk  berbicara dengannya tentang kucing itu, tetapi ketika mengangkat telepon, kamu tak sengaja melihat jam. 

Pukul 1:23 pagi, yang berarti jam 3:23 pagi waktu Ambon.

Cobalah untuk tidak mengingat bahwa kamu harus bangun jam setengah enam.

Lima tujuh belas menit, tepatnya.

Cobalah untuk tidak memikirkan presentasi yang akan kamu berikan besok. Cobalah untuk tidak memikirkan fakta bahwa kamu ingin tidur dua setengah jam yang lalu.  Dua jam dan, sekarang, dua jam dua puluh empat menit yang lalu, tepatnya.

Pada saat ini, kamu menyesuaikan dan mengatur kembali posisi berkali-kali sehingga tempat tidurmu yang rapi  menjadi tumpukan seprai dan selimut yang menjeratmu seperti anak penyu di jaring nelayan.

Kamu mulai berpikir tentang penyu. Penyu bernapas dengan sadar, dan bahwa ketika mereka tertangkap dalam jaring nelayan, mereka cenderung tenggelam karena mereka berhenti berpikir tentang napas mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun