Kamu masih ingat aroma ruangan berdebu dengan karpet merah besar dan rak buku yang tinggi. Mungkin karpetnya tidak terlalu besar, hanya kamu yang kecil. Kamu ingat mengejar seorang anak yang kamu suka dan dia jatuh ke dalam kolam taman.
Kamu mencoba mengingat apakah sulit bagimu untuk tertidur saat kecil.
Kamu ingat juga tidak pernah bisa tertidur saat istirahat siang. Kamu benar-benar berharap masih punya waktu tidur siang.
Teringat tentang kucing masa kecil yang sekarang umurnya delapan belas tahun. Kucing itu mungkin tak lama lagi akan mati. Begitulah kata ibumu.
Sedikit mengeluarkan air mata. Kamu ingin menelepon adik perempuanmu untuk  berbicara dengannya tentang kucing itu, tetapi ketika mengangkat telepon, kamu tak sengaja melihat jam.Â
Pukul 1:23 pagi, yang berarti jam 3:23 pagi waktu Ambon.
Cobalah untuk tidak mengingat bahwa kamu harus bangun jam setengah enam.
Lima tujuh belas menit, tepatnya.
Cobalah untuk tidak memikirkan presentasi yang akan kamu berikan besok. Cobalah untuk tidak memikirkan fakta bahwa kamu ingin tidur dua setengah jam yang lalu. Â Dua jam dan, sekarang, dua jam dua puluh empat menit yang lalu, tepatnya.
Pada saat ini, kamu menyesuaikan dan mengatur kembali posisi berkali-kali sehingga tempat tidurmu yang rapi  menjadi tumpukan seprai dan selimut yang menjeratmu seperti anak penyu di jaring nelayan.
Kamu mulai berpikir tentang penyu. Penyu bernapas dengan sadar, dan bahwa ketika mereka tertangkap dalam jaring nelayan, mereka cenderung tenggelam karena mereka berhenti berpikir tentang napas mereka.