"Sejuta?" kataku. "Tapi itu tidak masuk akal! Biarkan aku membayar setidaknya--"
Tuan Syarif mengangkat tangan. "Tidak, saya bersikeras," potongnya tegas. "Saya tegaskan, sejuta. Jika Anda tidak setuju maka jual beli batal."
Aku menatap Tuan Syarif dan kemudian istrinya.
"Yah, terima kasih banyak," kataku. "Tuan benar-benar baik hati, tetapi tampaknya terlalu sedikit."
"Itu sudah lebih dari cukup," kata Nyonya Ria cepat. "Saya akan memasukkannya ke dalam kotak untuk Anda, Tuan Handaka."
Dia mengambil kaleng dengan hati-hati dan membawanya keluar.
Aku mengeluarkan uang dari dompet dan menghitungnya.
"Tuan benar-benar sangat baik," kataku. "Tapi aku merasa harus membayar lebih."
"Omong kosong, temanku yang baik," kata Tuan Syarif. "Saya senang bahwa Anda yang memilikinya dibandingkan orang lain." Dia merentangkan tangannya dengan gerakan ekspresif. "Sebenarnya saya ingin memnberikannya saja kepada Anda. Ada begitu banyak permintaan untuk barang koleksi semacam ini, Anda tahu. Ini hampir satu-satunya mata pencaharian saya saat ini."
"Sekali lagi, terima kasih banyak. Selamanya aku takkan lupa," kataku.