Rano ingin tertawa tapi menutup mulutnya. Dia mendongak dan melihat dosen itu menatapnya. Rano meluruskan ekspersi wajahnya. Dosen melanjutkan kuliahnya.
"Kalian harus serius belajar. Ingat jumlah SKS dan IPK yang harus kalian capai di semester genap nanti. Jangan sampai kalian terlambat menyadari bahwa kalian telah menyia-nyiakan satu tahun yang seharusnya kalian manfaatkan sebaik-baiknya dengan untuk menaikkan IPK. Hukum bukanlah hal yang mudah untuk dipecahkan dan semakin lama akan semakin sulit untuk mendapat nilai bagus. Jika IPK kalian biasa saja, maka kalian...."
Anak laki-laki itu mencolek Rano lagi, tapi dia memberi isyarat bahwa dia sedang berkonsentrasi. Semua orang mengeluarkan buku catatan. Dosen mulai mengajar.
***
Kuliah berlangsung satu jam lima belas menit dan sebelum waktu habis, dosen memberi tugas. Anak laki-laki itu meletakkan bolpoinnya segera setelah dosen mendiktekan kata terakhir.
"Maaf, aku tak bermaksud mengganggumu," katanya sambil menoleh ke arah Rano.
"Tidak masalah," kata Rano.
Anak laki-laki itu ingin berbicara tetapi dosen menyela, mengangkat jari dan berteriak, "Adik-adik, tolong tenang sebentar."
Ruangan menjadi tenang. "Saya lupa memperkenalkan diri. Nama saya Dr. Mahmud DM, SH," katanya lalu berjalan keluar dari ruangan kuliah.
"Faisal," kata anak laki-laki itu dan mengulurkan tangannya.
Rano membalas jabat tangannya sambil menyampirkan tasnya ke bahu. "Maaf juga, namaku Rano."