Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terbang Menuju Pantai

3 September 2022   08:00 Diperbarui: 3 September 2022   08:04 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tidak menjawab. Dia benar-benar tidak tahu. Lebih tua dariku, lebih pintar dariku, dan di rotasi ketiga terbang semesta dia gagal masih untuk paham.

Penyangkalan. Itu dia. Aku bisa merasakannya. Aku ingin membungkus penyangkalan pada seluruh lapisan lingkungan, lengkap dengan sepatu, sarung tangan, masker, dan kacamata. Selimut berbulu halus tebal itu. Akan jauh lebih mudah untuk menidurkan diri kita sendiri ke dalam apapun yang terjadi setelahnya.

"Klif, kamu bisa tahu tentang Ayah sekarang."

"Apa?"

Ayah ingin bersama kita. Itu akan membentuk lambung dan suprastruktur."

"Apa?"

"Keinginan Ibu dan keinginannya juga menjadi penopang hidup kita."

"Apa?"

"Paman Ironik menjadi sistem navigasi."

Klif tidak mempunyai apa-apa lagi yang tersisa.

Kami terus maju. Aku tahu di depan ada pantai terbentang, dan kami harus mencapai pantai. Orang lain juga akan melakukan hal yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun