Dia menatap Kirana dengan sedih. "Dengan segala hormat bukan bermaksud menghina desa kamu, tentu saja. Tidak. Hanya kebetulan mobilku mengalami kecelakaan dalam badai sialan ini. Menghancurkan semua rencana saya."
"Di mana kejadiannya?" aku bertanya.
'Beberapa kilometer dari sini, di jalan utama. Berbelok terlalu tajam dan --- braaak, menabrak genangan air dan tergelincir, menabrak pagar logam pembatas jalan."
"Kamu beruntung bisa sampai ke sini," kataku.
"Betul, sobat. Ringsek sama sekali. Yang saya khawatirkan adalah bagaimana besok saya akan pergi ke Lampung. Banyak urusan yang harus saya selesikan di sana."
Aku memesan kopi. "Apakah tidak ada kendaraan umum?" tanyaku.
"Ada bus," jawab Danar.
BERSAMBUNG