"Suatu keajaiban salah satu dari mereka yang hanyut berhasil diselamatkan," aku menambahkan.
"Di mana mereka yang diselamatkan?" tanya pria itu.
'Di Rumah Sakit Cilegon," jawab Danar. "Meskipun salah satu ada di sini." Dia menunjuk ke arah tangga.
"Betulkah? Bagaimana itu bisa terjadi?"
"Mereka harus membawa salah satu dari mereka ke sini karena pada saat dia diselamatkan, badai sudah sangat dekat sehingga mereka tidak dapat menerbangkan helikopter dan jalan terhalang badai," jelas Danar.
"Lalu pagi tadi dokter memutuskan Fernando terlalu sakit untuk bergerak. Aku tidak terlalu suka si orang Kuba ada di sini, tetapi dokter tidak akan memindahkannya, jadi dia tetap di sini. Anak muda yang malang. Mudah-mudahan dia bisa bertahan hidup."
"Dia tenggelam di dalam air selama berjam-jam," kata Kirana yang kembali.
"Sungguh malang," kata pria itu. "Sungguh pengalaman yang sangat mengejutkan."
Dia mengulurkan tangan ke rambutnya yang kusut lalu meraba kerahnya. Mungkin karena minuman perutnya membuat dia tiba-tiba tampak bertambah tinggi. Jelas sekali bar minuman adalah rumah keduanya.
"Secara pribadi, saya suka kedua kaki di tanah kering." Dia menoleh ke arahku. "Kamu sependapat, bukan?"
"Dalam cuaca seperti ini, tentu saja," kataku.