Pria itu menepuk perutnya dengan murung. "Saya lapar," katanya. "Belum makan apa pun sejak tadi siang. Bisakah kamu membuatkan makanan untukku, sayang?" tanyanya pada Kirana dengan senyum lebar.
"Tentu saja, Pak," jawab Kirana dengan sopan. "Bagaimana dengan nasi goreng seafood?"
"Cocok. Tolong buatkan saja dua porsi."
Dia menoleh padaku lagi. "Namaku Sambadi Lambo," katanya sambil mengulurkan tangan.
"Handaka Prima," kataku, menerima uluran tangannya yang basah.
"Saya dari Cirebon," lanjut Sambadi, "jaring dan benang."
"Jaring dan benang?" tanyaku.
"Jaring dan benang pancing."
"Oh, begitu," kataku. "Anda di sini untuk berbisnis dengan para nelayan?"
Pria itu jelas akan terus bercakap-cakap dan tampaknya sikap tidak ramahku tidak membuatnya putus asa.
Sambadi meringis. "Ya. Tapi saya biasanya tidak akan tinggal di sini lebih dari lima menit."