"Belum bisa dipastikan. Jaga dirimu baik-baik. Aku harus pergi. Aku harus bersiap-siap."
Nuna bangkit dan berbicara dengan sedih.
"Kalau begitu selamat jalan, Prim. Kamu mau mencoba untuk mengerti? Mungkin kamu akan datang menemuiku yang sama saat kamu kembali?"
Prima menelan ludah, menekan keinginannya untuk tinggal, untuk melawan takdirnya.
"Aku akan kembali," jawabnya.
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H