"Kamu lihat apa?" dia menuduh.
Aku mengangkat bahu. "Kamu menangis," kataku.
Aku menunggu, dia tidak menjawab. "Aku minta maaf," aku menambahkan.
Aku tidak tahu seperti apa wajahnya saat itu, karena aku tidak melihatnya. Aku hanya mendengar dia berkata, "Lebih buruk lagi."
"Itu lebih buruk," katanya, lagi.
Kemudian, dia pergi. Aku melihat ke sisa minumannya yang berwarna merah jambu. Aku tidak tahu apakah dia sudah membayarnya atau belum. Aku tidak tahu di mana bartender.
Aku berjalan ke sana dan meminumnya dalam satu tegukan. Tidak ada orang lain di bar yang peduli. Aku kembali ke tempat dudukku, bartender masih belum keluar.
Aku menghabiskan minumanku sendiri dan pulang.
Bandung, 25 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H