Jerit tanpa Judul
Aku akan membakar, lagi
layaknya Nero bumihanguskan Roma
mati-matian berusaha puaskan dahaganya
seperti yang dilakukan komunis sosialis
mencoba mengalahkan masa lalu
buku demi buku sastra religi berikut penyairnya
jika itu akhirnya akan menghapus puisimu
dari ingatanku
kata-kata peredam rasa sakit
dan cintamu untuk kekasih lain
mengalir asam di lukaku
dan dari dalam ke luar
semen mengeras
mengubahku jadi batu
Pancuran Adrenalin
setelah kamu menciumku
tak bisa makan, minum, tidur, berak, napas
membeku waktu menyelimutiku
bagai kepompong
tetes air liur mendidih darah
tetesan keringat
basahi air mata
ingatkan pada Caliban bermata tiga
lidahnya bercabang
Imaji bermigrasi dari puisi ke puisi
bertentangan dengan gairah keinginan
menjelaskan dengan takjub
jarak tipis nafsu dan cinta
perjalanan pulang pergi antara kini dan neraka
'ku berlatih dengan susah payah, gumammu
bibir masih melekat
lamunan bekelindan melilit
seperti pohon telang berputar di pagar
matamu terbakar
membuatku layu
seperti sinar-X
menghukum
remah rengginang dan asam lambung
dari fajar hingga senja