Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Makna Hari Puisi Sedunia bagi Penyair Majenun

21 Maret 2022   22:00 Diperbarui: 22 Maret 2022   07:11 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akulah letih litak luluh lantak lunglai ringsek
virus penghantar encok sendi pegal linu demam pilek
vaksin antibodi imunisasi majenun asmara
tak kasat mata walau guna laksaan suryakanta

Akulah cuping hidung kelopak mata daun telinga
kesat lidah sensasi di ujung jemari meraba
denyut nadi debur jantung sengal napas
pheromon endokrin adrenalin insulin pankreas

Akulah kau yang kamu
Namun aku bukan sepertimu

Banda Aceh, 27 Mei 2009

Biasanya, jika orang ditanya tentang karyanya di masa lampau, dianya akan bergaya merendahkan diri dan hati. "Ah, bukan apa-apa. Membacanya sekarang malu saya jadinya. Waktu itu masih anak sekolah, satu SMA..."

Aku malu? Tidaaak! Ngapain malu? Tulisan, tulisan gue.

Oh, Anda tidak mengerti makna di balik kata-katanya?

Tenang. Aku pun tidak. Hanya Tuhan yang tahu segalanya.

***

Entah kesurupan arwah penyair siapa, tahun 1999, saat Sidang Umum di Paris, UNESCO menetapkan tanggal 21 Maret setiap tahunnya wajib dirayakan sebagai Hari Puisi Sedunia.

Bagooos! Jadi kami penyair punya hari untuk dirayakan. Apakah harus dengan lilin? Dulu, ya. Karena listrik sering padam. Padahal inspirasi sedang membanjir deras. Membara di dada setipis kertas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun